Sunday 22 June 2014

Mengapa Sebagian Orang Enggan Mengikuti Kebenaran?

Mencari & Mengikuti Kebenaran

1. Karena Kurangnya Ilmu dan Lemahnya Pemahaman Tentang Kebenaran

Kita telah mengetahui, bahwa seorang Muslim wajib untuk menuntut ilmu, karena ilmu adalah cahaya, sedangkan kebodohan adalah kegelapan. Dengan ilmu ia dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Banyak dari hal-hal yang benar akan dianggap salah dan yang salah akan dianggap benar oleh seseorang, disebabkan karena kurangnya ilmu tentang agama.

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata:
"Ada dua jenis tentara dari kebathilan yang selalu masuk ke dalam hati manusia, yaitu para tentara syahwat yang durjana dan para tentara syubhat yang bathil. Siapa saja yang hatinya condong dan tenteram kepada syubhat, maka ia menyerapnya sehingga hatinya penuh berisikan syubhat. Konsekuensi yang keluar dari lisannya dan begitu pula yang diamalkan oleh anggota tubuhnya (selalu) berupa keraguan, syubhat-syubhat dan tendensi-tendensi hawa nafsu. Adapun orang yang jahil (bodoh) menyangka bahwa orang tersebut memiliki ilmu yang sangat luas! Padahal kosong dari ilmu dan keyakinan."

Syubhat itu apabila di dalamnya terdapat kesamaran antara yang haq dengan yang bathil. Karena sesungguhnya syubhat tersebut memakai pakaian yang haq dan menutupi badan yang bathil dan kebanyakan manusia adalah orang-orang yang baik dari segi zahir, sehingga orang yang melihat pakaian yang ia pakai, meyakininya sebagai kebenaran.

Orang yang memiliki 'Ilm dan keyakinan tidak akan tertipu, pandangannya dapat menembus ke dalam, sehingga ia dapat mengetahui apa yang ada di balik pakaiannya.

2. Karena Hatinya Kotor Diakibatkan oleh Maksiat yang Dia Perbuat

Ketika seseorang banyak berbuat dosa dan jauh dari aturan-aturan Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka hatinya akan menjadi kotor. Setiap melakukan kemaksiatan, hatinya ternoda dengan noda hitam. Apabila berbuat dosa lagi, bertambah lagi noda hitamnya sampai hatinya hitam pekat, hingga ia tidak mengenal lagi mana yang baik dan tidak baik.

Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta'ala mengatakan:
"Bisa jadi pengetahuan dia tentang ilmu tersebut sempurna, tetapi tidak cukup hanya pengetahuan saja untuk bisa mengikuti kebenaran. Ada syarat lain, yaitu harus bersih atau dia telah siap untuk menerima kebenaran, siap dibersihkan, maka kebenaran yang datang akan sulit diterima, apalagi untuk diikuti. Apabila tempatnya itu tidak bersih dan juga tidak siap untuk dibersihkan, maka seumpama tanah gersang, meskipun turun hujan tetapi tidak menumbuhkan tanaman-tanaman disebabkan tanah itu tidak pantas untuk tumbuhnya tanaman-tanaman tadi. Apabila seseorang memiliki hati yang keras seperti batu, ia tidak bisa menerima pembersihan hati. Nasehat-nasehat pun tidak berdampak kepadanya. Maka tidaklah bermanfaat ilmu yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sebagai mana tanah yang tandus meskipun turun hujan setiap hari tetapi tidak bisa menumbuhkan tanam-tanaman."

3. Karena Memiliki Sikap Sombong dan Dengki

Sombong dan dengki akan menghalangi manusia untuk mengikuti kebenaran. Inilah yang menjadi penghalang Iblis untuk tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Iblis sombong karena menganggap  dan merasa bahwa dirinya lebih mulia, karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam Alaihissalam diciptakan dari tanah. Iblis merasa tidak pantas untuk menghormati Adam dan ini adalah bentuk kesombongan, sehingga ia tidak bisa mengikuti kebenaran.

Hati kita harus dibersihkan dari sifat sombong. Diantara hal yang menyebabkan manusia menjadi sombong adalah karena ia merasa mempunyai ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia, merasa lebih dari yang lain, sehingga merasa lebih tinggi dari yang lain dan merendahkan selain dirinya. Sebab-sebab sombong yang lainnya adalah; seseorang merasa dirinya memiliki banyak harta dan uang, seseorang merasa dirinya berasal dari keturunan ningrat, seseorang merasa sombong karena ketampanan dan kecantikannya.

Diantara manusia ada yang tidak mengikuti kebenaran karena dengki. Orang-orang Yahudi mengetahui bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alahi wa Sallam adalah Nabi terakhir. Hal ini tertulis dalam kitab Taurat mereka. Mereka mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'Alahi wa Sallam seperti anak-anak mereka sendiri. Walaupun begitu mereka tidak mau mengikutinya padahal mereka mengetahui bahwa itu adalah haq (kebenaran). Hal itu terjadi disebabkan karena rasa hasad, dengki karena Nabi yang diutus berasal dari kalangan Bangsa Arab bukan dari kalangan Bani Israil atau Yahudi, akhirnya mereka menolak kebenaran.

Walahuta'ala A'lam Bishawab

No comments:

Post a Comment