Sunday 22 June 2014

Bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Mendidik Generasi Idaman

Catatan ini dikutip dari Buku "Bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Mendidik Generasi Idaman" karya Dr. Fadhl Ilahi

1. Memilih waktu yang tepat
Tercatat di dalam sirah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahwa Beliau tidak membatasi pengajaran pada waktu tertentu saja, tetapi beliau mengajar dan memberi pengarahan kapan pun hal itu diperlukan. Buktinya, di samping mengajar pada siang hari, beliau juga melakukannya pada malam hari.

2. Memilih tempat yang tepat
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang mulia tidak membatasi penyampaian ilmu di tempat tertentu saja. Beliau mengajari para Sahabatnya dimanapun selama ada kesempatan yang mendukung. Di samping mengajar di masjid, beliau juga melakukannya di rumah, di Mina, di perjalanan, bahkan di pemakaman sekalipun.

3. Menyentuh semua lapisan masyarakat
Salah satu metode pengajaran Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang diabadikan dalam sirah perjalanan hidupnya adalah tidak membatasi penyebaran ilmu pada anggota masyarakat tertentu saja. Sebaliknya, beliau mencurahkan jerih payahnya yang penuh dengan keberkahan itu untuk memberikan pengajaran kepada berbagai elemen atau ke semua masyarakat.

4. Memanfaatkan kesempatan dan momentum
Beliau selalu mempergunakan beberapa kesempatan dan momentum untuk mengajar para Sahabat dan memberikan pemahaman kepada mereka mengenai urusan-urusan agama.

5. Menyambut baik setiap orang yang hendak belajar
Dalam Sirah Nabi yang mulia Shallallahu 'Alaihi wa Sallam disebutkan beliau dengan tujuan menuntut ilmu.

6. Mendekati orang yang diajak bicara
Tidak dapat dipungkiri bahwa kedekatan jarak dan posisi antara guru dan murid berpengaruh terhadap pemahaman dan penguasaan terhadap pelajaran yang disampaikan. Rasul kita yang mulia Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memperhatikan hal itu, bahkan disebutkan bahwa beliau menganjurkan para Sahabatnya agar mendekat ketika beliau sedang khutbah.

7. Menghadap ke arah lawan bicara
Di antara faktor yang mempengaruhi efektifitas kegiatan belajar mengajar adalah guru menghadap ke arah siswa, begitu pula sebaliknya. Merekam jejak sirah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menunjukkan bahwa beliau selalu menghadap ke arah lawan bicaranya sewaktu memberikan pengajaran, pengarahan, dan nasihat; dan begitu pula sebaliknya.

8. Menenangkan orang yang hadir sebelum berbicara
Menenagkan peserta didik merupakan tahap awal dari proses belajar mengajar. Bagaimana pembelajaran bisa sempurna jika murid-murid tidak mau diam untuk menyimak penjelasan guru mereka?
Imam Al-Bukhari membuat sebuah bab dalam kitab Shahih-nya yaitu yang berjudul : "Diam untuk para ulama". Al Hafizh Ibnu Hajar menerangkan: "Maksudnya, diam dan menyimak apa yang merka katakan."

Imam Ibnu Baththal berkata: "Sesungguhnya diam untuk menyimak para ulama adalah kewajiban para pelajar."

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sangat perhatian untuk membuat pendengarnya diam.

9. Menyapa dengan nama asli, nama panggilan, atau julukan
Ada kalanya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memanggil/menyapa lawan bicara beliau dengan nama asli, nama panggilan (kun-yah), atau julukan (laqab) orang itu. Panggilan seperti itu ternyata cukup efektif untuk menyampaikan suatu pelajaran kepada murid. Ia dirasa mampu mengikat hati sehingga murid dapat menerima semua pelajaran yang disampaikan.Tidak hanya itu, panggilan seperti ini juga bisa melahirkan kebahagiaan tersendiri bagi murid. Karena, sapaan orang yang lebih tua kepada yang lebih muda akan melahirkan kebahagiaan dan kegembiraan bagi yang disapa.

10. Menyentuh secara fisik
Di dalam beberapa riwayat shahih disebutkan bahwa Nabi yang mulia Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah menyentuh anggota tubuh murid-muridnya ketika proses belajar mengajar. Tidak bisa dipungkiri bahwa sentuhan fisik seperti ini akan melahirkan kedekatan dan efek positif, sekaligus menumbuhkan perhatian pada murid.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengapit telapak tangan Ibnu Mas'ud dengan kedua telapak tangan beliau

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menggenggam tangan Abi Hurairah Radiallahu Anhum sebelum menyampaikan lima wasiat kepadanya

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyentuh bahu Inu 'Umar Radiallahu Anhum sebelum menasihatinya.

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengusap kepala Abu Mhdzurah Radiallahu anhum sebelum mengajarinya lafazh adzan.

Perlu diingat bahwa seorang guru tidak boleh menyentuh anggota tubuh muridnya ketika dijumpai adanya syubhat atau jika hal itu dapat menimbulkan kesalahpahaman, karena kita diperintahkan untuk menjauihi hal-hal tersebut.


Demikian
Semoga bermanfaat, untuk kita sebagai orang tua, guru dan lainnya yang berperan sebagai pendidik.

No comments:

Post a Comment