Sunday 22 June 2014

Curahan Hati Akhwat Pendaki

moment-moment indah pendakian terakhir di masa single
Anaa adalah salah satu wanita yang bisa dibilang amat sangat gemar mendaki, mendaki apa? yaa mendaki gunung tentunya. Walau belum banyak gunung yang anaa jelajahi, tapi ana bisa meyakinkan antunna semua bahwa di setiap puncak gunung, gunung mana pun itu antunna akan melihat keindahan yang luar biasa, Maa Syaa Allah. Kebersamaan dengan kawan-kawan, perjalanan atau track pendakian yang mirip lika liku kehidupan penuh lelah, penuh penat, letih, lesu, merasakan dingin yang amat dingin sekali, kemudian menembus kabut tebal dalam perjalanan itu dapat antunna temui dalam pendakian.

Ana pun sebelumnya sama dengan antunna yang belum pernah mendaki, bahwa mencapai puncak dan berada di pucuk (ujung) gunung itu adalah sesuatu yang mustahil ana lakukan, terlebih ana pernah mendapat vonis dari dokter bahwa sakit yang ana derita itu haram hukumnya untuk berletih-letih, untuk berada di dalam udara dingin yang tidak biasa, membawa benda dengan beban berat dan semacamnya. (Tetapi itu vonis beberapa tahun silam) yang mungkin saat ini sudah tidak berlaku, karena ana mengandalkan do'a dan ke-Maha Kuasaan Allaah dalam menetapkan hidup dan matinya seseorang. Alhamdulillah, sepertinya penyakit menyeramkan itu sudah tidak kunjung datang. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu....

Mendaki Gunung itu?? Maa Syaa Allah....

  1. baru pesan tiket saja hati sudah merasa senang karena esok ana akan safar, menuju tempat yang indah untuk melihat keindahan Sang Pencipta
  2. bertemu teman-teman dalam kendaraan saja, kebersamaan dan kebahagiaan itu sudah tercipta
  3. baru masuk gerbang pendakian saja hati sudah merasa bergetar melihat puncak gunung dari kejauhan karena beberapa jam lagi ana akan berada di atas sana.
  4. belum sampai puncak, dalam track pendakian saja kita sudah disuguhkan oleh pemandangan indah di sekitar perjalanan, tebing-tebing, hutan, kabut, bebatuan gunung, tanaman langka, edelweiss, sahut-sahutan binatang gunung dan lain-lainnya.
  5. sebelum muncak saja, biasanya para pendaki ng-camp dulu dan itu Maa Syaa Allah, habis tracking ana sangat lapar dan ngantuk ditambah di ajak nyasar jauh dari tim pendakian. Kebersamaan itu akan lebih terasa ketika ana bantu-bantu kawan ana masak untuk pendaki lainnya, kemudian kita makan bersama-sama. Suatu hal yang sulit ana lupakan sampai sekarang.
  6. Hmm... dengan balutan sleeping bag ana tidur di dalam tenda, melawan rasa dingin yang menusuk, hal itu tidak ana temui di rumah, di kostan atau tmpat lainnya kecuali gnung. Cuma di Gunung looh :D (atau di luar negeri yang ada saljunya).
  7. Antunna mesti belum pernah membayangkan bagaimana sensasinya sholat, bermunajat kepada Allah di alam bebas nan luas, nan indah, nan segala-galanya. Berwudlu dg cairan ESS... hmm
  8. setelah berlelah-lelah, berletih-letih, berlesu-lesu dan berjam-jam ana berjalan dengan (berjalan 5 menit, irtirahatnya 10 menit) :v FINALLY ana bisa sampai puncak. Maa Syaa Allah... terdiam, terkejut dan takjub memuji Allah, melihat keindahan, Kemaha Kuasaan Allah





Indaah... Semua memang indah Akhwat fillah, hingga keindahan itu menyilaukan Anaa dari hukum-hukum Allah. Sulit, memang sulit bagi siapa pun yang memiliki kegemaran lalu ia dituntut untuk berhenti menekuninya sekali pun alasan yang diberikan adalah alasan yang syar'i. Ditambah lagi begitu banyak "racun" istilahnya yaitu foto-foto teman pendakian yang setiap harinya meramaikan beranda fesbuk ana, brosur-brosur pendakian bersama bertebaran di mana-mana, serta bisikan-bisikan mematikan yang menembus pendengaran ana hingga sulit bagi ana menolak tawaran kawan-kawan untuk ikut pendakian. "Karena ana sangat menggemarinya....." T_T

Tetapi kini ana sadar, bahwa ana ini adalah seorang wanita, wanita muslimah terlebih yang telah sedikit-sedikit mempelajari 'Ilm agama, mengenal apa yang Allah larang dan Allah perintahkan. Begitu banyak hadits yang menerangkan bahwa seorang wanita itu tidak boleh safar tanpa disertai mahromnya. Salah satunya adalah:

Dari Abu Hurairah Radiallahuanhu, di berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam bersabda:
"Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dia mengadakan perjalanan sehari semalam tanpa disertai mahram bersamanya." [HR. Al-Bukhari No. 1088 dan Muslim No. 2355]

Bismillah... Dengan menyebut nama Allah. Sami'na wa ato'na [kami dengar dan kami ta'at]
Ya Allah sesungguhnya aku meninggalkan ini karena-Mu. 

Tetapi ana berharap semoga hobby ini tidak berakhir, semoga Allah menurunkan salah seorang hamba-Nya yang bertaqwa yang Shalih, gagah dan pendaki juga, sehingga ketika ana atau dia ingin mendaki, kita bisa mendaki bersama dengan penuh keromantisan, keharmonisan dan berada dalam keridho'an Allah Subhanahu wata'ala.  \=D/

Aamiin Allahumma Aamiin....

Tetapi jika Allah mengehendaki ana menikah dengan orang yang bukan pendaki atau tidak suka mendaki, mudah-mudahan Allah membukakan pintu hatinya agar ia mau ana ajak mendaki. :D :D :D 
Wallahu Ta'ala A'lam bishshowab...

Oleh: Rika Hanifa


3 comments:

  1. MaasyaaAllah,, ini cerita ana banget ukhti, persis seperti ini..

    ReplyDelete
  2. MaaSyaaAllah.. sama banget mbakk... semoga kita mendapatkan pendamping yang sama hobinya dengan kitaa mbak..

    ReplyDelete
  3. Sama bgt mba kaya aku ini ceritanya...

    Mba udah nikah skrg? Dpt pendaki ngga?

    ReplyDelete